SudahGaharu Cendana Pula, itulah sepotong pribahasa yang sangat akrab di telinga kita, dan setiap orang yang mendengarnya pasti sudah tahu Senin, 27 September 2021 Cari AnimasiPeribahasa Melayu #64Malay Proverb Animation #64 cash. From Wikisource Jump to navigation Jump to search Pantun Kasih[edit] Nasi lemak buah bidara sayang selasih hamba lurutkan; Buang emak buang saudara kerana kekasih hamba turutkan Dua tiga kucing berlari mana nak sama si kucing belang; Dua tiga boleh kucari mana nak sama dikau seorang Tanam selasih di tengah padang sudah bertangkai dirubung semut; Kita kasih orang tak sayang halai-balai tempurung hanyut Anak beruk di kayu rendang turun mandi ke dalam paya; Biar buruk di mata orang cantik manis di mata saya Limau purut lebat di pangkal sayang selasih condong di uratnya; Angin ribut dapat ditangkal hati kasih apa ubatnya Nasi lemak buah bidara sayang selasih saya lurutkan; Buang emak buang saudara kerana kasih saya turutkan Sekali pergi menuba sekali ikan merambat; Sekali adik disapa setahun rindu terubat daripada Anak dara menimba perigi Putuslah timba tinggal tali Biarlah jiwa kekanda pergi Janganlah tuan berosak hati Kerengga di dalam buluh Serahi berisi air mawar Sampai mesrah di dalam tubuh Tuan seorang jadi penawar Pantun Nasihat[edit] Apa guna berkain batik kalau tidak dengan sucinya; Apa guna beristeri cantik kalau tidak dengan budinya Pulau Pandan jauh ke tengah gunung Daik bercabang tiga; Hancur badan dikandung tanah budi baik dikenang jua Siakap senohong gelama ikan duri; Bercakap bohong lama-lama mencuri Pisang emas bawa belayar masak sebiji di atas peti; Hutang emas dapat dibayar hutang budi dibawa mati Tenang-tenang air di laut sampan kolek mudik ke tanjung; Hati terkenang mulut tersebut budi baik rasa nak sanjung Tingkap papan kayu bersegi sampan sakat di Pulau Angsa; Indah tampan kerana budi tinggi bangsa kerana bahasa Ada ubi ada batas; Ada budi ada balas Jalan-jalan ke pasar baru Jangan lupa beli sagu Janganlah engkau melawan ibu Kerana syurga ada di telapak kaki ibu Jikalau anakku hendak beristeri Empat perkara hendak kau cahari Supaya rumahmu kelak berseri Sahabat handai suka kemari Pertama orang yang berbangsa Keduanya ada ribu dan laksa Ketiga menjelas dan manis muka Keempat ada budi dan bahasa Jikalau tidak salah suatu Jangan kau ambil perempuan begitu Sahabat pun tidak mahu ke situ Duduklah engkau seperti hantu Pantun Sindiran[edit] Mengata dulang paku terserepih; Mengata orang kamu yang lebih Sudah gaharu cendana pula; Sudah tahu bertanya pula Puas sudah kutanam padi nenas juga dimakan orang; Puas sudah kutanam budi emas juga dipandang orang Buah langsat kuning mencelah senduduk tidak berbunga lagi; Sudah dapat gading bertuah tanduk tidak berguna lagi Pinggan tak retak nasi tak dingin; Engkau tak hendak aku tak ingin Kuntul terbang ke udara Ikan selangat dihempaskan Jangan digenggam bara Rasa hangat dilepaskan Sungguhpun bijak orang sekarang Ilmunya banyak fahamnya kurang Bintang di langit dapat dibilang Tidak sedar mukanya harang Cela mencela umpat mengumpat Ramai bersoal segenap tempat Perawan sekarang lakunya candal Dengan teruna perawan bersenda Bukannya bagai perawan dahulu Banyak menaruh sopan dan malu Sekarang ini bedah terlalu Barang bicara sekeliannya tahu Di mana banyak anak teruna Anak perawan pun ada di sana Kelakuannya itu berbagai warna Kesudahannya itu berbuat zina Kecuali anak-anak sekarang ini Laki-laki dan perempuan sama berani Sama bermain ke sana sini Sebagai orang laki bini Sekelian itu tanda alamat [H]ampir gerangan hari kiamat Pantun Pelbagai[edit] Buah cempedak di luar pagar ambil galah tolong jolokkan; Saya budak baru belajar kalau salah tolong tunjukkan Kalau roboh Kota Melaka papan di Jawa hamba dirikan; Kalau sungguh bagai dikata badan dan jiwa hamba serahkan Chau Pandan anak Bubunya hendak menyerang kota Melaka; Ada cincin berisi bunga Bunga berladung di air mata Kalau ada jarum yang patah jangan disimpan di dalam peti; Kalau ada silap dan salah jangan disimpan di dalam hati Kalau subang sama subang kalau sanggul sama sanggul; Kalau hilang sama hilang kalau timbul sama timbul Rotan batu rotan udang, Anak bebarau di atas lada; Saya tak tahu larangan orang, Saya menumpang bergurau sahaja. Pantun Berkait[edit] Pantun 1[edit] Kupu-kupu terbang melintang terbang di laut di hujung karang * Hati di dalam menaruh bimbang dari dahulu sampai sekarang * Terbang di laut di hujung karang * burung nasur nasar terbang ke Padang ** Dari dahulu sampai sekarang * banyak muda sudah kupandang ** Burung nasur terbang ke Padang ** bulunya lagi jatuh ke Patani *** Banyak muda sudah kupandang ** tiada sama mudaku ini *** Bulunya lagi jatuh ke Patani *** dua puluh anak merpati Tiada sama mudaku ini *** sungguh pandai membujuk hati Pantun 2[edit] Buah ara, batang dibantun, Mari dibantun dengan parang. Hai saudara dengarlah pantun, Pantun tidak mengata orang. Mari dibantun dengan parang, Berangan besar di dalam padi. Pantun tidak mengata orang, Janganlah sak di dalam hati. Berangan besar di dalam padi, Rumpun buluh dibuat pagar. Jangan sak di dalam hati, Maklum pantun saya belajar. Pantun 3[edit] Pulau Pandang jauh ke tengah, Gunung Daik bercabang tiga, Hancur badan dikandung tanah, Budi yang baik dikenang juga. Gunung Daik bercabang tiga, Tampak jauh dari seberang, Budi yang baik dikenang juga, Khidmat bakti disanjung orang. Tampak jauh dari seberang, Tegak berdiri bagai raksasa, Khidmat bakti disanjung orang, Orang berbudi kita berbahasa. Pantun 4[edit] Di atas pokok burung bersarang, Burung terbang di ruang angkasa, Dalam kita ada terlarang, Jangan sekali membuat dosa. Burung terbang di ruang angkasa, Jatuh ke laut lalu tenggelam, Jangan sekali membuat dosa, Wahai umat beragama Islam. Jatuh ke laut lalu tenggelam, Sayap patah badan terbelah, Wahai umat beragama Islam, Tetapkan iman kepada Allah. Pantun 5[edit] Beragam bunga terbit dari tangkainya Harumnya bikin elus beta punya hati Lelah ini jiwa sekadar untuk meraba Cinta tak kunjunglah jua beta rasai Harumnya bikin elus beta punya hati Seakan takkan pernah tutup matanya Cinta tak kunjunglah jua beta rasai Hancur batin ditumbuk nestapa Seakan takkan pernah tutup matanya Terus tersenyum bunga tiada malu Hancur batin ditumbuk nestapa Kotor hati jadi langsung mengguru Terus tersenyum bunga tiada malu Karna memang di dunia itu tugasnya Kotor hati jadi langsung mengguru Beta jadi bingung mau jalan kemana Karna memang di dunia itu tugasnya Siap kalau ada rasa orang mau berbagi Beta jadi bingung mau jalan kemana Mampus beta punya hati dikoyak sepi Siap kalau ada rasa orang mau berbagi Bunga memang dikau itu pelipur lara Mampus beta punya hati dikoyak sepi Teguk sempitnya hari beta kawan derita Pantun 6[edit] Terus tersenyum bunga tiada malu Karna memang di dunia itu tugasnya Kotor hati jadi langsung mengguru Beta jadi bingung mau jalan kemana Harumnya bikin elus beta punya hati Seakan takkan pernah tutup matanya Cinta tak kunjunglah jua beta rasai Hancur batin ditumbuk nestapa Siap kalau ada rasa orang mau berbagi Bunga memang dikau itu pelipur lara Mampus beta punya hati dikoyak sepi Teguk sempitnya hari beta kawan derita Karna memang di dunia itu tugasnya Siap kalau ada rasa orang mau berbagi Beta jadi bingung mau jalan kemana Mampus beta punya hati dikoyak sepi Kalau tuan pergi ke Tanjung Belikan saya pisau lipat Kalau tuan menjadi burung Saya menjadi benang pengikat Kalau tuan pergi ke Kelang Saya hantar sampai ke Linggi Kalau tuan menjadi helang Saya menjadi kayu tinggi Jikalau tuan mencari buah Saya pun mencari pandan Jikalau tuan menjadi nyawa Saya pun menjadi badan Pantun 7[edit] Anak ayam turun sepuluh Mati satu tinggal sembilan Tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguh Supaya engkau tidak ketinggalan Anak ayam turun sembilan Mati satu tinggal delapan Ilmu boleh sedikit ketinggalan Tapi jangan sampai putus harapan Anak ayam turun delapan Mati satu tinggal lah tujuh Hidup harus penuh harapan jadikan itu jalan yang dituju Pantun 8[edit] Oh bulan kemana bintang Atas pucuk kayu ara Oh tuan kemana hilang Dalam bilik anak dara Atas pucuk kayu ara Lebat daunnya pokoknya rindang Hilang kedalam bilik nak dara Cuma meminta rokok sebatang Pantun 9[edit] Orang berpadi di tanah liat Di Mekah banyak buah pedada Mayat tiada dapat dilihat Seperti merekah rasanya dada Di Mekah banyak buah pedada Bunga tanjung di atas rakit Seperti merekah rasanya dada Terkenangkan untung dan nasib Bunga tanjung di atas bukit Serabi di muka pintu Terkenangkan untung dengan nasib Maka sampai sehingga situ Serabi di muka pintu Pergi ke parit hendak merayau Maka sampai sehingga situ Ratu Amas berbalik ke Riau Pergi ke Parit hendak merayau Situlah banyak ubi kemili Ratu Amas berbalik ke Riau Duduk mendiam-diamkan diri Pantun 10[edit] Pisang emas bekal belayar, masak sebutir di atas peti; Hutang emas boleh dibayar, hutang budi bekal mati. Masak sebutir di atas peti, buah menalu dari hulu; Hutang budi bekal mati, hutang malu dibayar malu. Buah menalu dari hulu, batang berah dibelah-belah; Hutang malu dibayar malu, hutang darah dibayar darah. Sumber Berikut ini adalah penjelasan tentang Sudah gaharu cendana pula, sudah tahu bertanya pula dalam Kamus Peribahasa bahasa Indonesia Sudah gaharu cendana pula, sudah tahu bertanya pulaOrang yang pura-pura tidak tahu. Lihat jugaSudah dikecek, dikecong pulaSudah diludahkan, dijilat kembaliSudah gaharu cendana pula, sudah tahu bertanya pulaSudah gaharu cendana pulaSudah genap bilangannyaSudah jatuh tertimpa tanggaSudah kelihatan belangnyaSudah keluar kering keringatnyasudah diheban dihela pulasudah jatuh ditimpa tanggaAda aku dipandang hadap, tiada aku dipandang belakangAda angin, ada pokoknyaAda batang mati, ada cendawan tumbuhAda batang, cendawan tumbuhAda beras, taruh dalam padiAda biduk, serempu pulaAda gula, ada semutAda jarum, hendaklah ada benangnyaada angin ada pohonnya hujan berpohon, panas berasalada beras Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. [caption id="attachment_53285" align="alignleft" width="300" caption="gaharu"][/caption] Puluhan tahun berselang di sekolah dasar saya mendapat pelajaran bahasa Indonesia mengenai peribahasa dan perumpamaan. Sebagai murid tidak lain kita menghapal mati’ peribahasa-peribahasa ini tanpa mengetahui sebenarnya apa benda-benda yang dijadikan perumpamaan itu. Bahkan setelah anak sayapun mempelajari proverbs yang sama,saya masih sering in the dark dengan tumbuh-tumbuhan atau binatang yang dijadikan permisalan itu. Salah satunya adalah sudah gaharu cendana pula’. Kalau maknanya pasti kita semua sudah mafhum yaitu sudah tahu bertanya pula’ alias pura-pura tidak tahu. Tetapi apa itu gaharu’ dan cendana’? Gaharu disebut juga agarwood atau jinko adalah sejenis tanaman yang batang kayu dan akarnya mengeluarkan bau wewangian yang khas. Namun batang kayu pohon ini baru mengeluarkan bau wangi setelah dia terinfeksi sejenis jamur kayu. Apabila jamur ini menyerang tanaman ini maka dia akan mengeluarkan sejenis getah untuk menghambat dan mematikan jamur tersebut dan batang yang semula berwarna krem akan berubah menjadi coklat kehitam-hitaman. Jadi tidak semua bagian batang pohon gaharu ini berbau wangi dan kurang lebih hanya 7 persen yang terinfeksi jamur itu yang berbau wangi. Pohon gaharu ini termasuk pohon yang dilindungi karena sudah terancam punah. Kalau gaharu tidak seluruhnya berbau wangi, maka kayu cendana memang asli’ berbau wangi. Cendana yang juga disebut sandalwood ini memang termasuk golongan kayu wangi’ fragrant woods, tetapi dia paling top diantara kelompoknya karena bau wangi kayunya bisa bertahan sampai berpuluh-puluh tahun. Cendana ini sering diambil minyaknya dan dipakai dalam industri kosmetik dengan harga yang amat tinggi. [caption id="attachment_53288" align="alignright" width="150" caption="tuba"][/caption] Kita beralih ke peribahasa lain yang juga cukup dikenal yaitu ’air susu dibalas dengan air tuba’. Apa sebetulnya ’tuba’ ini dan apa kegunaannya ?Dia adalah sejenis tanaman yang disebut juga derris tergolong tanaman polong-polongan yang banyak dipakai untuk pembunuh serangga insecticide dan juga untuk racun ikan. Akar pohon ini bila digerus dan ditebarkan ke sungai akan menyebabkan ikan pingsan atau mati sehingga nelayan dapat mengambil tangkapannya dengan mudah. Jadi sudah bisa dibayangkan ’air susu dibalas dengan air racun’ pasti maknanya ’orang yang tidak tahu membalas budi’. Peribahasa yang indah lainnya adalah ’Bagai pungguk merindukan bulan’ dan ’Melihat pungguk di dahan, punai di tangan dilepaskan’ Pungguk dan punai adalah sejenis burung tetapi saya tidak pernah bisa membayangkan seperti apa modelnya burung-burung ini. [caption id="attachment_53514" align="alignleft" width="300" caption="pungguk dan punai"][/caption] Pungguk yang disebut juga barn owl adalah sejenis burung hantu yang kalau sedang diam bertengger memberi kesan seperti menatapi bulan. Dia punya alias banyak sekali kayak penjahat aja seperti white owl,church owl,ghost owl,death owl,rat owl, monkey-faced owl dan masih banyak lagi. Sedangkan punai yang diberi nama Inggris thick billed green pigeon adalah burung yang menurut saya memang amat cantik dan hidup di daerah tropis dan sub tropis. Jadi memang tidak bisa dimengerti kalau kita ingin menukar burung punai ini dengan burung pungguk yang memberi kesan horor. [caption id="attachment_53512" align="alignright" width="150" caption="pauh"][/caption] Ada perumpamaan lainnya dengan tumbuh-tumbuhan yaitu ’dunia tidak selebar daun kelor’ dan satu lagi menggambarkan kecantikan seorang gadis yang dilukiskan ’pipinya bak pauh dilayang’. Daun kelor yang disebut juga moringa dedaunannya dapat dipakai sebagai lalapan dan juga berkhasiat untuk obat-obatan. Sedangkan buah pauh yang disebut juga mangifera indica adalah sejenis mangga yang banyak tumbuh di wilayah Asia Selatan. Mungkin perumpamaan ini sesuai karena kulit buah ini halus dan berwarna semu kemerahan. Lihat Sosbud Selengkapnya

sudah gaharu cendana pula